MARGONDA– Pemerintah Kota Depok punya cara unik untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas warganya. Salah satu langkah yang dilakukan dan diyakini cukup efektif ialah melalui seni. Sasarannya kali ini adalah kaum millenial.
Dengan konsep lomba bertajuk Kontes Musik Tranportasi atau K-Mutrans, para pesertanya diwajibkan membawa dan mengaransement ulang lagu berjudul hati-hati yang sempat viral usai dinyanyikan oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengakui, sosialisasi yang dilakukan pihaknya terkiat kesadaran tertib berlalu lintas selama ini masih dirasa kurang efektif.
“Selama ini diberikan masih banyak orang yang tidak tau tentang masalah apa yang telah kita sukseskan, yaitu aturan-aturan tentang traffic light dan aturan lalu lintas lainnya,” kata dia pada wartawan, Senin 16 Desember 2019
Idris mengatakan, pendekatan seni ini perlu disosialisasikan dan ini tidak sekedar menyanyikan lagu-lagu, namun memiliki pesan serius terkait dengan kesadaran tertib berlalu lintas.
“Jadi ini biar kita teringat gitu loh. Ketika jalan oh ini di jalan ada hati hati gitu diingatkan, nah ini kita lanjutkan dengan lomba.”
Adapun sasaran dari program ini, jelas Idris, ialah kaum milenial. Alasannya, banyak pengguna jalan diisi oleh kalangan muda-mudi.. “Kebanyakan pengguna jalan itu anak-anak muda, utamanya pelanggaran ditemukan juga oleh anak-anak muda,” ujarnya
Ketika disinggung apakah mereka yang memenangkan lomba tersebut lagunya akan ikut diputar di lampu merah, Idris mengaku belum tahu.
“Nah itu nanti seperti apa belum tahu. Itu tadi sudah ada penghargaan bahwa yang menang event ini akan ditampilkan di event sosial musisi Indonesia itu di perpustakaan Nasional,” tuturnya
Dishub Libatkan Ulama
Sementara itu, Kepala Dishub Kota Depok, Dadang Wihana menilai, propaganda tertib lalu lintas harus semakin gencar dilakukan. Salah satunya yang cukup efektif adalah melalui karya seni.
“Jadi tidak akan berhenti karena memang harus meluas, salah satu pendekatan yang kita anggap cukup efektif adalah melalui seni. Jadi kita menyasar sekarang untuk kelompok remaja,” katanya
Dadang mengakui, pihaknya sempat menyasar kalangan ibu-ibu. Konsep yang disajikan pun tak juah berbeda hanya berbeda pada jenis genre musik yang diusung.
“Sebelumnya kita dua bulan lalu menyasar ibu-ibu melalui musik hadroh kosidah dan itu pesertanya juga cukup banyak.”
Dadang mengatakan, alasan pihaknya sempat menyasar kaum ibu-ibu lantaran selama ini para ibu atau yang disebut emak-emak itu dicap kurang memahami aturan tertib berlalu lintas.
“Itu dalam rangka tadi, banyak pengguna lalu lintas terutama mohon maaf dari kalangan ibu-ibu sampai ada juga lagu yang menciptakan sen kiri belok kanan, tapi dengan propaganda itu insyaa Allah nanti kita sasar,” jelasnya
Tak berhenti sampai disitu, Dishub juga berencana akan melibatkan para pemuka agama untuk menggalang kesadaran tertib berlalu lintas.
“Kami akan minta nanti dalam khtubah-khutbahnya menyisipkan terkait dengan ketertiban berlalu lintas, karena kita jujur bahwa kecelakaan lalu lintas banyak lebih banyak disebabkan oleh faktor perilaku berkendara saat ini, itu paling banyak,” katanya (rul/*)