DepokToday.com – Kota Depok kembali mengalami lonjakan kasus setelah varian Omicron merebak di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, dalam sehari lonjakan bisa mencapai seribu lebih kasus. Hingga kini tercatat kasus aktif di Kota Belimbing ini mencapai 12.903 kasus.
Lantas berbahayakan varian Omicron?
Dilansir dari BBC - Jaringan Suara.com, Omicron adalah istilah umum untuk sejumlah garis keturunan yang berkerabat dekat dengan virus corona (SARS-CoV-2). Di antara garis-garis keturunan itu, yang paling umum ialah BA.1.
Baca Juga: Ini Kriteria Pasien Omicron Sembuh dan Bebas dari Isoman
Tapi, yang merebak sekarang di banyak negara, terutama di Asia dan Eropa, termasuk Indonesia, peningkatan kasus didorong oleh BA.2. Di Indonesia sudah dideteksi lebih dari 50 kasus varian baru tersebut.
Meskipun BA.2 tampaknya lebih mudah menular daripada varian-varian sebelumnya, belum ada data yang menunjukkan bahwa ia menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Perlukah kita khawatir dengan subvarian yang sedang menyebar ini?
Ketika virus bermutasi menjadi varian baru, mereka kadang-kadang terpisah atau membentuk cabang baru dalam 'silsilah keluarga' virus, menjadi subvarian. Varian Delta, misalnya, memiliki 200 subvarian.
Hal yang sama terjadi pada Omicron, yang memiliki garis keturunan BA.1, BA.2, BA.3 dan B.1.1.529.
BA.1 menyumbang sebagian besar kasus Omicron saat ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 99% DNA virus yang diserahkan ke basis data global GISAID pada 25 Januari diidentifikasi sebagai sub-varian ini. Subvarian BA.1 dan BA.2 serupa tapi tak sama. Mereka terpisah sejauh 20 mutasi.
Asal-usul BA.2
Belum jelas, tetapi ia pertama kali terdeteksi di Filipina pada November 2021 lalu. Sub-varian Omicron ini sudah terdeteksi di 57 negara, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di beberapa negara, BA.2 menyumbang lebih dari setengah kasus Omicron.
Ia sudah menjadi varian dominan di beberapa negara dan kemungkinan besar mendorong gelombang infeksi ketiga.
Sebuah studi terhadap 8.500 keluarga dan 18.000 individu yang dilakukan oleh SSI Denmark menemukan bahwa BA.2 "secara substansial" lebih menular daripada BA.1.
Baca Juga: Hasil Penelitian Ganja Sebagai Obat Long Covid-19, Ahli Ungkap Begini
Studi ini juga menunjukkan bukti yang mengindikasikan bahwa sub-varian BA.2 lebih mampu menghindari vaksin.
Namun, orang yang divaksinasi masih lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi daripada individu yang tidak divaksinasi, dan mereka juga cenderung tidak menularkannya.
Artikel Terkait
Gembira Varian Omicron Datang ke Indonesia, Siti Fadilah Kembali Bikin Heboh, Sebut Ini yang Ditunggu
Sebut Omicron Tak Berbahaya, Mantan Menkes Siti Fadilah Bongkar Keanehan Vaksin Booster
Wali Kota Depok Keluarkan Edaran Siap Siaga Hadapi Varian Omicron, Begini Bunyinya
Minta Tidak Panik Hadapi Omicron, Luhut Tetap Sarankan Lansia yang belum Vaksin Tinggal di Rumah
Ini Kriteria Pasien Omicron Sembuh dan Bebas dari Isoman