Waduh, Remaja Ini Alami Ereksi Terus Menerus Diduga karena Virus Covid-19

- Minggu, 30 Januari 2022 | 07:10 WIB
Ilustrasi penis yang besar yang mengalami keputihan  (Foto: Istimewa)
Ilustrasi penis yang besar yang mengalami keputihan (Foto: Istimewa)

DepokToday.com - Sejumlah penelitian menunjukan jika Covid-19 tidak hanya menyerang pernapasan, namun juga organ lainnya di dalam tubuh. Pada akhir 2021 misalnya, virus ini dikabarkan membuat disfungsi ereksi penis ke sejumlah pasien.

Pada kasus terbaru, diketahui Covid-19 juga membuat seoarang remaja mengalami ereksi terus menerus. Dari hasil pemeriksaan yang ada, kejadian ini sangat dipengaruhi virus Covid-19 yang tengah menyerang anak tersebut.

Melansir dari Suara.com, Covid-19 dapat menyebabkan ereksi terus menerus atau juga kerap disebut priapismus pada seorang remaja laki-laki.

Baca Juga: Gagalkan Orang Bunuh Diri, Pramudi Transjakarta Ini Dipanggil ke Kantor Anies Baswedan, Begini Isi Obrolannya

priapismus iskemik merupakan kondisi yang diakibatkan oleh darah tidak dapat keluar dari penis. Apabila tidak diobati, ini dapat menyebabkan kematian jaringan atau disfungsi ereksi.

Kasus ini tercatat pada laporan baru yang terbit dalam jurnal Urology. Seorang petugas medis di Wina, Austria, melaporkan adanya kasus priapismus pada seorang anak laki-laki berusia 12 tahun.

Remaja tersebut mengalami ereksi selama lebih dari satu hari, membuatnya sangat kesakitan.

Ilustrasi penis yang besar yang mengalami keputihan
Ilustrasi penis yang besar yang mengalami keputihan (Foto: Istimewa)

Dokter menggunakan jarum untuk menusuk penis sehingga darah mengalir sebagian. Namun, ternyata cara ini tidak berhasil dan menjadi terlalu menyakitkan untuk anak tersebut.

Dalam 24 jam kemudian, sang remaja kembali mengalami priapismus berulang, meski dirinya tidak mengalami rasa sakit apa pun.

Sang anak pun diharuskan menjalani pemindaian, dan terlihat adanya pembekuan darah di corpora cavernosa, jaringan spons di batang penis yang terisi darah penyebab ereksi.

Pada akhirnya, para dokter mengatasi masalah tersebut dengan memberi kompres es dan kompresi pada perineum, area kulit antara penis dan anus, lapor The Sun.

Sekali lagi, tiga hari kemudian sang anak kembali mengalami ereksi dengan rasa sakit yang khas.

Setelah merawatnya, dokter meujuknya ke spesialis untuk memastikan bahwa dia tidak memiliki kelainan darah, seperti penyakit sel sabit, yang mungkin berada di balik masalah berulang.

Halaman:

Editor: Nur Komalasari

Sumber: Suara.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X