DepokToday - Setelah melakukan survei lebih lanjut, Kementerian Kesehatan RI mengklaim jika antibodi masyarakat telah terbentuk cukup kuat. Bahkan diklaim sebagai super immunity.
Kondisi super immunity ini membuat pemerintah sedikit lebih yakin jika masyarakat Indonesia tidak terlalu mudah tertular hingga menyebabkan lonjakan kasus yang signifikan.
Walau ada temuan super immunity, pemerintah terus meminta masyarakat agar dapat secara konsisten disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Hal itu tentunya sebagai upaya agar kasus penambahan COVID-19 tidak terjadi secara signifikan.
Melansir dari Suara.com, hasil survei kepada masyarakat Indonesia tentang antibodi memang belum seluruhnya selesai. Tapi, kabar ini tentunya menjadi angin segar bagi pemerintah.
"Hasil survei memang belum selesai semua. Tapi sementara ditemukan kalau struktur antibodi yang terbentuk sudah cukup tinggi," kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi dalam webinar Satgas COVID-19 pada Kamis 30 Desember 2021.
Temuan awal, diperkirakan kalau antibodi masyarakat awalnya terbentuk akibat dampak dari lonjakan kasus varian delta pada Juli lalu.
"Kita melihat ada masyarakat yang terinfeksi pada saat varian delta lalu, kemudian juga mendapatkan vaksinasi. Jadi apa yang disebut sebagai super immunity, itu yang terjadi," tutur Nadia.
Cakupan vaksinasi COVID-19 dosis pertama hingga 30 Desember 2021 pukul 18.00 WIB telah mencapai 76,96 persen. Sementara vaksinasi dosis kedua baru tercapai 54,39 persen.
Artikel Terkait
Inggris Laporkan Kenaikan Kasus COVID-19, Rumah Sakit di London Keteteran
Viral! Pria di Pingrang Mengaku Divaksin COVID-19 Sebanyak 16 Kali, Ini Efeknya Kata Pakar
Diklaim Efektif, Angkatan Darat AS Kembangkan Vaksin COVID, Diuji ke Monyet Hasilnya Begini
Aduh, Studi Baru Bilang Begini Soal Efek COVID-19 ke Sperma Pria, Bikin Ngenes
Bukan Hanya COVID-19, Ini 5 Penyakit yang Bikin Heboh di 2021