STASIUN Gambir pada tahun 2021 bakal menjadi tempat pemberhentian KRL Commuter Line. Sedangkan penumpang kereta api jarak jauh yang saat ini masih naik dan turun di stasiun tersebut, pada tahun yang sama (2021-red) akan dialihkan ke Stasiun Manggarai , Jakarta Selatan.
Dibalik cerita panjang sejarahnya. Berdirinya Stasiun Gambir sampai saat ini ternyata ada jasa Cornelis Chastelein, tuan tanah di daerah Depok (kini Kota Depok-Jawa Barat) pada masa awal kolonisasi VOC di Jawa.
Dikutip dari berbagai sumber, dulunya Stasiun Gambir merupakan tanah rawa. Si empunya tanahnya bernama Anthony Paviljoen. Kemudian tahun 1697 tanah itu dibeli oleh Cornelis Chastelein.
Setelah membelinya dia membangun sebuah rumah dengan dilengkapi dua kincir sebagai penggiling tebu. Cornelis memberi nama tempat ini dengan sebutan Weltevreden, yang kalau diartikan artinya sangat puas.
Kemudian, di tahun 1871 Weltevreden diubah menjadi sebuah halte Koningspelin atau berarti halte lapangan raja. Hal ini dikelola sampai tahun 1884 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan bangunan kecil dan sangat sederhana.
Halte ini kemudian diubah lagi jadi stasiun Weltevreden, dan dibuka pada 4 Oktober 1884 di tempat Stasiun Gambir sekarang berada. Dari sini lah awal cerita kawasan Gambir menjadi salah satu perlintasan kereta, sejak saat itu hingga tahun 1906, stasiun ini digunakan untuk pemberangkatan tujuan Bandung dan Surabaya.
Lalu, tahun 1928, stasiun kemudian diperbesar dan satu tahun kemudian mengalami perubahan yang cukup signifikan dimana tampak luar bergaya art deco. Atap untuk penumpang di peron juga diperpanjang ke sisi utara hingga 55 meter.
Masuk tahun 1937, stasiun ini kemudian diresmikan sebagai stasiun Batavia Koningsplein. Hingga akhirnya 55 tahun kemudian tepatnya tahun 1992, stasiun direnovasi secara besar-besaran menjadi stasiun layang dan berubah nama menjadi stasiun Gambir. Sejak saat itu, stasiun ini difungsikan menjadi ruas jalur kereta Jakarta Kota-Manggarai.
Stasiun Gambir sendiri saat ini berada di ketinggian 16 meter dan masuk dalam Daerah Operasional (DaOp) Perkerataapian Wilayah I Jakarta. Di sana ada empat jalur, jalur 2 dan 3 adalah sepur lurus.
Saat ini stasiun gambir memiliki tiga tingkat, di tingkat pertama ada aula utama, loket, tempat makan dan toko serta layanan perbankan ada di tingkat dasar. Naik ke lantai dua ada ruang tunggu dan beberapa tempat makan cepat saji. Lalu di lantai paling atas difungsikan sebagai peron dan jalur lintasan kereta.
Kini, Gambir juga dilengkapi dengan Rail Transit Suite, yakni hotel transit khusus untuk penumpang kereta yang hendak beristirahat. Dari segi pelayanan, status Stasiun Gambir yang berada tepat di jantung Ibu Kota memang terasa eksklusif.(detik.com)