Pesantren Al-Hikam Depok Peringati Haul ke-6 KH Hasyim Muzadi, Ini Deretan Acaranya

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 13:31 WIB
Halaqoh Nasional dalam rangka peringatan Haul ke-6 KH. Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Al-Hikam Depok. (Foto: Istimewa)
Halaqoh Nasional dalam rangka peringatan Haul ke-6 KH. Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Al-Hikam Depok. (Foto: Istimewa)

Depoktoday.com - Pondok Pesantren Al-Hikam Kota Depok di Kecamatan Beji, memperingati Haul ke-6 KH. Hasyim Muzadi dengan melaksanakan deretan acara religius.

Acara peringatan Haul ke-6 KH. Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Al-Hikam Depok itu terdiri dari khataman Alquran, Halaqoh Nasional sampai dengan doa bersama.

Pengasuh Pesantren Al-Hikam Depok, KH. M. Yusron Ash-Shidqi, mengatakan, sebelum Abah (KH. Hasyim Muzadi) wafat beban pikirannya adalah agama dan negara, tentang bagaimana keislaman di Indonesia dan nasib negara Indonesia sendiri.

Baca Juga: Sekda Depok Mendukung Gelaran Gandul Islamic Festival

Sehingga sebelum beliau wafat, lanjutnya, Abah menitipkan dua hal, yaitu menitipkan kepada para kiai dan tokoh agama mengenai Islam di Indonesia dan NKRI.

"Tidak ada jarak antara negara dan agama, ini pertemuan antara orang-orang yang memperjuangkan nilai-nilai agama dan negara sekaligus," katanya.

Di lokasi yang sama, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghafur menyatakan, spirit anak pesantren yang pertama yaitu komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk itu, lanjut dia, perlu dibangunnya ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan setanah air) dan ruuhul mahad (ruh pesantren-yang menjadi jati diri pesantren.

Baca Juga: KPU: Suka Tidak Suka, Mau Tidak Mau, Masa Depan Kita Ada di 60 Persen Pemilih Muda Pemilu 2024, Kok Bisa?

Terlebih, kata dia, sejak didirikan oleh para ulama dari dulu hingga sekarang. "Pesantren yang tidak punya komitmen kepada kemanusiaan dan kenegaraan, itu merupakan penyimpangan dari kultur pesantren yang telah digagas oleh para kiai terdahulu," tuturnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Agama RI, Suyitno. “Dalam konteks masyarakat yang multikultural ini moderasi beragama dapat mengurangi potensi konflik. Di samping itu, ketegangan antara kelompok-kelompok agama yang berbeda,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Wantimpres, Jenderal (Purn) Wiranto menyebut moderasi beragama menjadi hal yang aktif dipromosikan dan terus diupayakan guna membentuk cara pandang masyarakat yang moderat.

Baca Juga: Ramainya Isu Calo Antrean Pasien, Direktur RSUD KiSA Angkat Bicara: Tidak Ada Joki Antrean

Mengingat, lanjutnya, terus adanya ekstremisme, radikalisme, dan tak terbendungnya ujaran kebencian menjadi salah satu ancaman laten yang tidak boleh luput menjadi perhatian.

Halaman:

Editor: Tidar Aira

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X