Empat Arahan Presiden Jokowi kepada Bawaslu RI Terkait Pemilu 2024, Singgung Politik Uang

- Minggu, 18 Desember 2022 | 12:30 WIB
Presiden Jokowi saat membuka Konsolidasi Nasional Bawaslu RI di Hotel Bidakara Jakarta, Sabtu 17 Desember 2022. (Foto: BPMI Setpres/Rusman)
Presiden Jokowi saat membuka Konsolidasi Nasional Bawaslu RI di Hotel Bidakara Jakarta, Sabtu 17 Desember 2022. (Foto: BPMI Setpres/Rusman)

DepokToday.com - Ada empat arahan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI terkait pelaksanaan Pemilu 2024.

Empat arahan ini diutarakan Presiden Jokowi saat membuka Konsolidasi Nasional Bawaslu RI di Hotel Bidakara Jakarta, Sabtu 17 Desember 2022.

Arahan pertama, Presiden meminta agar Bawaslu memetakan segera potensi masalah dan berbagai kemungkinan terjadinya pelanggaran.

“Harus dipetakan. Pusat memetakan, provinsi memetakan, Bawaslu di kabupaten/kota memetakan, Bawaslu di kecamatan memetakan, semuanya akan lebih memudahkan. Perhatikan satu per satu setiap kemungkinan, jangan sampai ada yang terlewat," kata Presiden Jokowi.

"Lakukan perencanaan yang matang, siapkan langkah pencegahan, siapkan langkah-langkah mitigasi, siapkan langkah-langkah antisipasi. Jangan sampai ada kejadian kita baru pontang-panting,” tambah Presiden Jokowi.

Baca Juga: Usut Penyelewengan Dana Bawaslu Depok untuk Dugem, 4 Saksi dari Cianjur Menghadap Jaksa

Arahan kedua, Presiden meminta agar Bawaslu fokus pada upaya-upaya pencegahan. Presiden menegaskan bahwa Bawaslu jangan hanya bekerja saat terjadi pelanggaran, serta pasif menunggu pengaduan.

Menurutnya, Bawaslu harus sejak dini mencegah terjadinya gesekan yang bisa menimbulkan benturan-benturan sosial. “Gesekan sekecil apapun segera selesaikan saat itu juga, jangan tunggu membesar,” imbuhnya.

Presiden Jokowi berharap Bawaslu tidak hanya berhenti pada level pengawasan teknis pelaksanaan tahapan pemilu. Menurut dia, Bawaslu juga harus punya indeks kerawanan pemilu.

Presiden juga merespons baik rencana Ketua Bawaslu Rahmat Bagja yang akan meningkatkan pengawasan terkait pemilu di media sosial (medsos) karena menurutnya medsos kerap menjadi ajang menyebarkan isu atau memanas-manasi masyarakat.

“Saya setuju sekali tadi Pak Ketua Bawaslu menyampaikan itu. Di dalam dunia nyata enggak ada apa-apa, ini dari mana kok ribut isu ini, medsos pasti enggak ada yang lain,” lanjutnya.

Baca Juga: Jelang 2024, Ketua Bawaslu Depok Bocorkan Pemilih Siluman di Tempat Ini: Dropping Orang Luar

Kepala Negara juga menekankan bahwa salah satu faktor kerawanan pada pemilu dan pilkada itu adalah soal politik identitas, politik SARA, dan hoaks. Untuk itu, Presiden mengingatkan agar Bawaslu berhati-hati mengenai hal tersebut dan harus segera memperingatkan pihak yang melakukan pelanggaran tersebut.

“Kita tidak bisa bersantai-santai dengan politik identitas, politisasi agama, politik SARA, jangan berikan ruang apapun kepada ini, ini sangat berbahaya sekali. Ini bisa menjadi peluang pihak lain untuk memecah belah keutuhan negara kita, keutuhan kita sebagai sebuah bangsa,” tegasnya.

Halaman:

Editor: Tidar Aira

Sumber: BPMI Setpres

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bus KPK Mampir di Kota Depok, Ada Apa Ya?

Minggu, 21 Mei 2023 | 18:47 WIB
X