DepokToday - Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini bisa dibilang masih terjadi. Walau begitu, Kementerian Kesehatan atau Kemenkes meminta masyarakat tidak panik dan tetap menjaga protokol kesehatan.
Pemerintah menilai kini banyak masyarakat yang mulai kendur dalam menjaga protokol kesehatan. Kemenkes menyebutkan, meskipun jumlah pasien Covid-19 di Indonesia tidak sedahsyat tahun lalu, ancaman dari virus mematikan tersebut masih ada.
"Kami tetap mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan disebabkan Omicron cenderung tidak bergejala," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Pikiran Rakyat.
Saat ini, Omicron menjadi varian yang populer meskipun Delta dianggap lebih mematikan dibandingkan mutasi baru tersebut.
Bayak masyarakat Indonesia yang dikabarkan terpapar Omicron, terutama mereka yang baru keluar dari luar negeri.

Covid-19 varian Omicron tidak hanya menjadi isu yang harus dihadapi oleh Indonesia, tetapi juga negara-negara lain di dunia.
"Kita tahu gejala yang ditimbulkan cenderung tidak bergejala dan gejalanya sangat ringan yaitu batukd dan pilek yang akan bisa hilang dengan sendirinya," ujar Siti Nadi Tarmizi.
Diprediksi, awal Februari akan menjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Prediksi tersebut berdasarkan hasil pengamatan terhadap negara lain yang menyebutkan jika Omicron akan mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat jika dibandingkan Delta. (lala/*)
Artikel Terkait
WHO Benarkan Varian Omicron Tak Separah Delta, Namun Tetap Parah Bagi Kelompok Ini
Dinkes Jawa Barat Ingatkan Ini Kepada Masyarakat Agar Terhindar Penularan Varian Omicron
Begini Strategi Dinkes Jawa Barat Apabila Terjadi Peningkatan Kasus Covid-19 Akibat Varian Omicron