DepokToday- Setelah enam tahun berlalu dan belum ada kejelasan soal kematian Akseyna Ahad Dori alias Ace, polisi ternyata akan kembali fokus pada kasus tersebut tahun ini. Seperti diketahui, Ace adalah mahasiswa Fakultas MIPA UI, yang jasadnya ditemukan mengambang di Danau Kenanga kampus tersebut pada 2015, silam.
Pakar grafolog, Deborah Dewi, salah satu saksi ahli yang sempat dilibatkan dalam kasus tersebut pun mengaku, jika dirinya telah dipanggil kembali oleh penyidik belum lama ini.
“Penyidik sudah menghubungi saya lagi. Ya memang (penyidik) mau melanjutkan, meneruskan kasus ini karena memang ada beban moral juga,” katanya baru-baru ini lewat diskusi di akun Instagram @pusatforensikui, bersama Guru Besar Kriminolog UI, Prof. Adrianus Meiliala dikutip pada Kamis 18 November 2021.
Baca Juga: Terungkap! Ini Fakta Mengejutkan Dibalik “Surat Wasiat” Akseyna
Namun karena banyak pekerjaan yang tak bisa ditinggal, Deborah akhirnya belum bisa memenuhi panggilan penyidik.
“Tahun ini saya jadwalnya yang belum bisa ke Depok. Karena kalau yang namanya BAP kan seharian dan bahkan kasus Aksyena ini nggak cukup sehari (BAP). Saya menganalisanya harus di tempat, jadi nggak bisa pulang. Seharian harus disitu,” jelasnya.
Jasa Deborah
Ketika disinggung oleh Pro Adrianus soal perasaanya karena kasus ini tak kunjung terungkap, Deborah memberikan jawaban yang cukup bijak.
“Perasaan saya campur aduk Prof. Perasaan yang pertama adalah saya bersyukur saya melakukan hal ini (analisa surat wasiat korban),” ujarnya.
Baca Juga: Begini Jawaban UI Soal Misteri Tewasnya Akseyna
Namun ternyata, sejak terlibat aktif sebagai saksi ahli, Deborah sempat mendapat tekanan yang cukup besar dari pihak-pihak yang tak suka dengan kehadirannya atas kasus Akseyna, mahasiswa UI tersebut. Dan hal itu pun diakuinya secara langsung.
“Karena pastilah apapun yang kita lakukan di zaman sekarang ini ada yang suka dan tidak. Nah yang tidak suka ini menyerang-nyerang saya juga, menyerang pribadi saya, menyerang profesi saya.”
Tapi disisi lain, Deborah mengaku bersyukur sudah melakukan ini (penelitian atas surat Akseyna).
“Karena tidak hanya dari hasil analisa saya, bahwa setelah hasil analisa saya ditemukan bukti pendukung lain yang menunjukan bukti ini bukan bunuh diri. Salah satunya adalah, kedalaman danau itu hanya sekening almarhum,” ujarnya.
Baca Juga: Kenyang Janji, Ayah Akseyna: Tidak Ada Kejahatan yang Sempurna
“Nah disatu sisi saya bersyukur melakukan ini (analisa), meskipun nggak dibayar, tapi bayarannya secara batin, bahwa minimal sebagai sesama orang tua saya bersimpati dan berempati pada orang tua almarhum,” sambungnya.
Deborah mengaku bersyukur karena hasil analisanya itu menjadi salah satu bukti pendukung bahwa Akseyna tewas bukan disebabkan bunuh diri di Danau Kenanga, UI Depok. “Karena itu saya pikir jadi tidak miss leading.”
Lebih lanjut dia juga menyampaikan rasa simpati pada keluarga almarhum.
“Yang pasti ada kesedihan di situ, ada kemarahan dan itu wajar,” tuturnya.
Pembunuh Akseyna UI Masih Gentayangan
Tapi disisi lain, Deborah menyimpan kekhawatiran atas kasus tersebut. Sebab, sampai sekarang belum jelas siapa pelakunya.
“Bagi siapapun yang melakukan ini, entah itu dari skenario hingga eksekusi. Manusia itu kan selalu berulang, makanya ada ilmu sosiologi, ilmu antropologi,” paparnya.
“Nah berati siapapun dalang di balik kasus pembunuhan ini sampai sekarag masih berkeliaran bebas dan berpotensi melakukan itu pada orang lain. Tapi kan mudah-mudahan tidak. Nah disitu saya prihatin,” timpalnya lagi. (rul/*)
https://www.youtube.com/watch?v=8l20R8wAcv0